Jurgen Klopp mengakui Liverpool terhanyut oleh permainannya sendiri saat menang 3-2 atas AC Milan di Anfield Stadium, Kamis (16/9/2021).
The Reds memulai awal yang spektakuler dalam laga pembuka Grup B Liga Champions. Tuan rumah memimpin melalui upaya Trent Alexander Arnold yang dibelokkan Fikayo Tomori (9’) dan melihat penalti Mohamed Salah (14’) diselamatkan oleh Mike Maignan.
Meski mendominasi selama setengah jam, mereka memasuki jeda dengan skor 2-1 melalui gol Ante Rebic (42’) dan Brahim Diaz (44’).
Baca Juga:Liverpool 3 vs 2 AC Milan: Faktor Detail yang Menjadi PenentuPSG Berharap Kylian Mbappe Memperpanjang Kontraknya
“Kami memulai dengan sangat baik. Kami memainkan permainan super, super. Pertandingan yang intens tetapi juga sepak bola,” kata Klopp kepada BT Sport dikutip radarsports.id dari Football Italia.
“Kami bermain di semua ruang yang harus kami mainkan dan tidak memberi mereka apa pun sampai… Saya tidak yakin persisnya,” ujarnya.
“Kami mendapat hukuman karena itu di beberapa menit terakhir babak pertama, tetapi itu dimulai lebih awal. Kami terbawa oleh sepak bola kami sendiri. Kami tidak membuatnya sederhana lagi, ofensif dan defensif kami tidak terorganisir lagi,” tuturnya.
“Ketika kami terorganisir, Fabinho luar biasa dan dia dapat mengambil semua tantangan yang kami butuhkan untuknya. Ketika ruang terlalu besar bahkan dia tidak bisa menyelesaikannya lagi,” ucapnya.
“Mereka bermain di antaranya dan mencetak dua gol. Namun rasanya kami tidak bisa kembali,” tuturnya.
Mereka akhirnya membalikkan keadaan melalui Salah (49’) dan tendangan setengah voli Jordan Henderson (69) yang bagus dari tepi kotak penalti.
“Jelas bahwa kami harus segera kembali ke awal dan kemudian kami mencetak gol-gol indah, jujur saja. Keduanya luar biasa. Itu memang pantas, tetapi kami memiliki 10 menit di mana Milan hampir mengubah seluruh pertandingan,” ujarnya.
Baca Juga:Maguire Yakin Jesse Lingard Akan Belajar dari KesalahanMalmo FF 0 vs 3 Juventus: Allegri Merasakan Tekanan pada Nyonya Tua
Ini adalah pertandingan Liga Champions pertama Rossoneri dalam tujuh tahun dan banyak pemain mereka melakukan debut di level ini, sedangkan Liverpool memenangkan trofi pada 2019.
Peran Origi
Klopp mengejutkan dengan starting XI-nya, termasuk Divock Origi di depan dengan Salah, sementara Virgil van Dijk tidak 100 persen fit.
“Kami berpengalaman dalam kompetisi, atau seharusnya. Itu juga sedikit perubahan sehingga kami tidak kompak lagi. Sekarang kami menang, saya dapat mengatakan bahwa perubahan adalah hal yang benar untuk dilakukan karena bermain setiap tiga hari tidak mungkin dilakukan dengan orang yang sama. Orang-orang yang masuk melakukannya dengan sangat baik,” ujar ahli taktik Jerman itu.