Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer mengaku tidak antikritik. Justru kritikan membuatnya bangkit.
Solskjaer sebelumnya menjadi bulan-bulanan fans MU saat Setan Merah dibantai Liverpool 0-5 dalam lanjutan Liga Inggris.
Hattrick Mohamed Salah menginspirasi pasukan Jurgen Klopp meraih margin kemenangan terbesar mereka di Old Trafford pada 24 Oktober 2021 lalu dengan United. Bagi Setan Merah, kebobolan di kandang tanpa membalas satu gol pun menjadi catatan buruk sejak 1955.
Baca Juga:Solskjaer: Atalanta Tim Yang UnikAtalanta vs Manchester United: Gasperini: Mereka belum konsisten
Itu adalah hari yang memalukan bagi United, dan Solskjaer tampak seolah-olah dia akan membayar harganya. Namun Alex Ferguson dilaporkan memainkan peran utama dalam mengulur waktu untuk membalikkan keadaan setelah empat pertandingan tanpa kemenangan di liga.
United merespons kekalahan itu dengan kemenangan lawan Tottenham pada hari Sabtu (30/10/2021). Keputusan Solskjaer untuk beralih ke tiga bek dan menduetkan Edinson Cavani dan Cristiano Ronaldo membuat United meraih clean sheet dan dua penyerang masing-masing mencetak gol.
Kekalahan itu akhirnya membuat bos Spurs, Nuno Espirito Santo kehilangan pekerjaannya dan meredakan kritikan tajam pada Solskjaer. Namun perjalanan Liga Champions ke Atalanta kemudian melakoni derby Manchester, membuat Solskjaer berada di bawah tekanan intens lagi.
Hasil buruk dari dua laga itu dipastikan akan menghangatkan kursinya. Namun dia mengatakan kritik yang datang dengan tekanan seperti itu yang membuatnya tetap waspada.
”Kritik bisa membuat Anda meragukan diri sendiri atau Anda bisa membela diri sendiri,” katanya kepada wartawan jelang bentrokan dengan Atalanta.
“Saya selalu menikmati kritik, teruslah datang. Jurnalis, pakar—kita semua memiliki pekerjaan yang berbeda dan itu tugas mereka untuk memberikan pendapat mereka. Saya di sini bukan untuk bertarung dengan mereka. Saya tidak perlu bertengkar dengan mereka,” ujarnya.
Bruno Fernandes, duduk di samping Solskjaer, ditanya tentang peran yang sedikit berbeda dari yang biasa dimainkan. Biasanya dia selalu tampil di belakang dua striker daripada seorang penyerang tunggal yang diapit oleh dua pemain sayap. Namun selama dia mampu memasok lini depan, dia tidak peduli siapa yang dipilih Solskjaer dalam serangan.