”Saat itu, (Real Madrid) tidak memiliki tempat tinggal untuk para pemain mudanya dan itulah mengapa kami memutuskan bahwa La Masia adalah pilihan terbaik,” katanya.
”Saya ingat melihat gedung La Masia saat kami mendekat dan, semakin dekat kami, semakin saya merasa gugup,” ujar Ansu Fati.
”Awalnya, saya tidak yakin ingin datang tetapi, setelah seminggu, saya tidak ingin pergi!” kata Ansu Fati.
Baca Juga:FIFA Hapus 2 Tweet di Akunnya yang Mengolok-olok Cristiano Ronaldo, Kenapa?Betapa Tajamnya, Haaland Cetak Gol Ke-24-nya Musim Ini
”Marc Serra, pelatih pertama saya di La Masia, dengan cepat membuat saya mengerti seperti apa klub tempat saya bergabung dan selama pertandingan. Saya harus menghormati lawan saya,” ucap pemain Timnas Spanyol itu.
”Dia juga mendorong saya untuk mencetak lebih banyak gol,” ujar Ansu Fati.
”Saya pikir saya hanya akan dipanggil untuk berlatih dengan tim utama 1 kali. Namun mereka juga memanggil saya kembali keesokan harinya,” kata Ansu Fati tentang minggu itu.
”Setelah 3 sesi latihan, saya hendak pulang ke rumah dan Carlos Naval, sang delegasi, menyuruh saya menunggu karena daftar skuad Real Betis akan segera diumumkan,” ucap Ansu Fati.
”Saya tidak menyangka akan ada di dalamnya. Namun kemudian nama saya muncul dan saya lari sambil menangis untuk menelepon ayah saya,” ujarnya.
Dari sana, Ansu Fati mulai mengukir sejarah dalam sepak bola profesional. Namun dia tidak akan pernah melupakan asal-usulnya. (*)
Sumber: Marca