MILAN – Olivier Giroud mencetak dua gol pertamanya di Serie A dalam kemenangan AC Milan 4-1 atas Cagliari di San Siro, Senin (30/8/2021) dini hari WIB.
Rossoneri mendapatkan gol pertamanya pada menit ke-12 dari Sandro Tonali. Gelandang berusia 21 tahun tersebut melepaskan tendangan bebas dari tepi kotak penalti ke sudut kiri atas yang gagal ditepis secara sempurna oleh kiper, Boris Radunovic.
Tim tamu kemudian berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-15 berkat sundulan Alessandro Deiola usai menerima assist dari Joao Pedro.
Namun dua menit kemudian, Rafael Leao kembali membuat Diavolo unggul. Usai menerima umpan pendek Theo Hernandez, pemain berusia 22 tahun tersebut melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola yang meluncur tajam menghantam Brahim Diaz sehingga berubah arah yang membuat Radunovic jatuh ke tempat yang salah.
Giroud menambah kepercayaan diri Milan setelah dengan cerdik mengonversi umpan Diaz menjadi gol pada menit ke-24. Sebelum turun minum penyerang veteran Prancis tersebut juga menambah catatan golnya setelah berhasil mengeksekusi tendangan penalti pada menit ke-43. Tuan rumah pun dengan nyaman memainkan pertandingan di babak kedua dengan skor 4-1 yang menjadi hasil akhir.
Di papan klasemen sementara, Milan berada di peringkat keempat dengan mengumpulkan enam poin, sama halnya dengan poin Lazio yang bergaya di puncak.
Penggemar sebagai Bahan Bakar
Pelatih AC Milan Stefano Pioli mengatakan Rossoneri menggunakan semangat penggemarnya sebagai bahan bakar untuk menghancurkan Cagliari 4-1 di babak pertama.
“Kehangatan dan antusiasme ini membuat kami emosional. Kami melakukannya dengan baik untuk menggunakan semangat itu sebagai bahan bakar, bermain dengan semangat dan kecepatan. Memang benar, mungkin tim tidak dapat mendengar instruksi saya juga dalam kebisingan ini. Namun mereka tahu apa yang mereka lakukan!” kata pelatih kepada DAZN dikutip radarsports.id dari Football Italia.
Pioli mengomentari penampilan Tonali, Leao dan Giroud yang sama-sama mencetak gol. “Pada hari kami memulai latihan pramusim, saya melihat Tonali, Leao, dan Rade Krunic lebih dewasa, lebih siap untuk tantangan ini. Mereka belajar dari musim lalu, bekerja sangat keras dan maju dengan pesat,” tuturnya.
Zlatan Ibrahimovic menyaksikan dari tribun saat dia pulih dari cedera dan Pioli ditanya apakah dia akan menggunakan Ibra bersama Giroud. “Saya sangat terbuka untuk semua situasi. Saya akan mengambil satu pertandingan pada satu waktu untuk memilih susunan pemain terbaik untuk pertandingan itu. Ketika kami membutuhkan dua striker, saya tidak akan ragu untuk menggunakannya bersama-sama. Saya hanya berharap semua orang kembali ke kebugaran penuh,” ujarnya.
Menjaga Mentalitas
Milan kembali ke Liga Champions dalam satu grup dengan Liverpool, Atletico Madrid dan FC Porto. “Kami memiliki serangkaian pertandingan luar biasa yang akan datang setelah jeda untuk tugas internasional, termasuk Liverpool, Juventus dan Atalanta. Jadi kami harus menjaga mentalitas dan antusiasme ini,” ucapnya.
“Jika kami benar-benar menginginkan masa depan yang positif, kami harus memperlakukan semua orang sebagai pemain pilihan pertama. Kami kehilangan beberapa saat ini, beberapa lagi mungkin datang. Namun kami harus berlatih dengan cara yang kami inginkan dan bermain dengan cara kami berlatih,” katanya.
“Grup Liga Champions sangat sulit, karena kami memiliki lawan yang memenangkan trofi dua tahun lalu, yang lain memenangkan La Liga dan Porto yang menyingkirkan Juventus musim lalu. Kami harus melihat ini sebagai kesempatan untuk diraih dengan kedua tangan dan dinikmati,” tuturnya.
“Kami mulai terbiasa bermain sepak bola yang menghibur dan menikmati diri kami sendiri. Namun kami juga harus ingat bahwa tim hebat juga mampu menang jelek,” ujarnya.
Cukup Kejam
Pelatih Cagliari Leonardo Semplici merasa hasil 4-1 melawan Milan sedikit kejam mengingat performanya. “Hasilnya sedikit kejam, meski Milan pantas mendapat banyak pujian,” kata Semplici kepada DAZN dilansir Football Italia.
“Beberapa insiden tidak berjalan sesuai keinginan kami. Yang sangat disayangkan, karena kami langsung menyamakan kedudukan dan kemudian kebobolan gol yang dibelokkan itu. Jika keseimbangan tetap sedikit lebih lama, itu mungkin pertandingan yang berbeda,” tuturnya.
“Terlepas dari hasilnya, saya tidak melihat performa yang begitu negatif. Penaltinya juga tidak beruntung, karena jaraknya hanya beberapa inci dari orang-orang di luar kotak,” ujarnya.
“Sayangnya, begitu kami tertinggal 2-1 dalam situasi yang tidak menguntungkan, kami mulai menjadi terlalu ingar-bingar. Gol ketiga datang dari kesalahan operan Andrea Carboni dan kami kehilangan kepercayaan diri pada saat itu,” ucapnya. (Sandy AW)