SPANYOL, RADSIK – MotoGP akan gunakan bahan bakar non fosil. Hal itu dilakukan agar pagelaran balap motor paling bergengsi ini bisa lebih raham lingkungan dengan menggunakan bahan bakar berkelanjutan.
Para penanggung jawa MotoGP akan mulai membahas skema penggunaannya. Komisi Grand Prix sudah mengatur hal-hal berikut: Mulai 2024, setidaknya 40 persen bahan bakar di semua kelas “Kejuaraan Dunia Grand Prix FIM” akan berasal dari non-fosil. Mulai 2027, bahan bakarnya 100 persen bahan baku nonfosil.
Hal itu dilakukan karena kontrak lima tahun dengan pabrik berjalan hingga 2026. Namun, KTM dan Aprilia sudah bisa membayangkan menggunakan 100 persen “biofuel” untuk 2026.
Baca Juga: Kalender MotoGP 2023, Ini Jadwal Baru Sirkuit Mandalika Indonesia
Kemudian, setiap pabrikan MotoGP dapat terus bekerja sama dengan pemasok bahan bakarnya dan mengembangkannya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang pengembangan bahan bakar berkelanjutan di berbagai produsen bahan bakar.
Repsol, misalnya, telah melakukan tes pada November 2022 di sirkuit Jarama dengan tujuan 2024: Marc Márquez melompat ke RC213V-S miliknya, yang berbahan bakar bio-fuel dan dikembangkan di lab teknologi perusahaan minyak Spanyol.
“Saya merasa baik dan tidak melihat adanya perbedaan saat menggunakan biofuel, yang pada akhirnya merupakan tujuan-untuk mempertahankan performa tingkat tinggi,” pungkas Marc Márquez.
Baca Juga: Stefan Bradl Sebut Marc Marquez Ingin Motor Seperti Ducati
Rekan setim barunya, Joan Mir, sangat antusias dengan perkembangan tersebut. Dalam wawancara pertamanya sebagai pembalap Repsol Honda Works, dia langsung ditanya tentang topik berorientasi masa depan: “Ketika saya mendengar kata bio-fuel, saya berpikir tentang masa kini dan masa depan. Pada 2024 ini akan menjadi kenyataan di kejuaraan dunia dan saya senang mengetahui bahwa Repsol Honda sudah bekerja untuk mendapatkan biofuel terbaik dan membuat motor lebih kompetitif,” ujar dia.