Naby Keita dan Achraf Hakimi Terperangkap Baku Tembak di Guinea

Naby Keita dan Achraf Hakimi Terperangkap Baku Tembak di Guinea
Naby Keita. FOTO: Twitter Cuban Reds
0 Komentar

Pemain Liverpool Naby Keita dan pemain Paris Saint-Germain Achraf Hakimi termasuk di antara pemain yang kualifikasi Piala Dunia-nya ditunda setelah percobaan kudeta terjadi di ibu kota Guinea.

Guinea dan Maroko akan bertemu untuk kualifikasi Piala Dunia 2022 Afrika pada Senin (6/9/2021) di Conakry. Namun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) memutuskan untuk menjadwal ulang pertandingan setelah berjam-jam baku tembak di sekitar istana presiden.

Tim dan staf Maroko, termasuk Romain Saiss dari Wolverhampton Wanderers, Ilias Chair dari QPR, Imran Louza dan Adam Masina dari Watford, dan Achraf Hakimi dari PSG dikawal pulang oleh kedutaan mereka di Guinea setelah terjebak di hotelnya.

Baca Juga:Cetak Hat-trick untuk Wales, Bale Tunjukkan KebangkitannyaMessi Kesal dengan Intervensi Pihak Berwenang Brasil

Gejolak Politik

Diketahui bahwa Liverpool berhubungan dengan Keita dan tim nasionalnya, yang juga termasuk saudara laki-laki Paul Pogba, Florentin. Gelandang itu aman dan akan kembali ke Merseyside sesegera mungkin.

“Situasi politik dan keamanan saat ini di Guinea cukup bergejolak dan diawasi secara ketat oleh FIFA dan CAF,” demikian pernyataan bersama FIFA dan CAF dikutip radarsports.id dari Sky Sports, Senin.

“Untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua pemain dan untuk melindungi semua ofisial pertandingan, FIFA dan CAF telah memutuskan untuk menunda pertandingan,” lanjutnya.

Bek PSG Hakimi juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tim nasionalnya keluar dari kesulitan. “Terima kasih semuanya atas pesan dan dukungannya, ini adalah hari yang sangat intens, tetapi terima kasih Tuhan kami aman dan sehat di Maroko,” tulis Hakimi dalam akun Twitter.

Tentara di Guinea mengklaim mereka telah membubarkan pemerintahan Presiden Alpha Conde dan konstitusinya, serta menutup semua perbatasan darat dan udara.

Pemberontakan diyakini telah dilakukan oleh unit elite tentara nasional yang dipimpin oleh Kolonel Mamady Doumbouya, mantan legiuner Prancis.

Dia muncul di TV, dikelilingi oleh tentara bersenjata lainnya, pada Minggu dan mengatakan para pendukungnya berencana untuk membentuk pemerintahan transisi. (Sandy AW)

0 Komentar