Pelatih Legendaris Sacchi Ceritakan Kejayaannya di Milan

Pelatih Legendaris Sacchi Ceritakan Kejayaannya di Milan
BERBINCANG. Mantan bek Liverpool Jamie Carragher berbincang bersama mantan pelatih legendaris AC Milan Arrigo Sacchi, Senin (25/10/2021). FOTO: Twitter Jamie Carragher
0 Komentar

Mantan pelatih AC Milan Arrigo Sacchi mengatakan Liga Premier Inggris memiliki pelatih terbaik di dunia dan mengklaim idenya tidak pernah diterima di Italia.

Mantan pelatih berbicara dengan mantan bek Liverpool Jamie Carragher untuk mempromosikan buku barunya, “The Immortals” dan membahas beberapa topik dalam sebuah wawancara dengan Telegraph.

Sacchi meraih delapan trofi selama menjadi pelatih Milan, termasuk satu Scudetto dan dua Piala Eropa.

Baca Juga:Gagliardini: Scudetto Realisasi dari MimpiSolskjaer Merapat ke Dewan Manchester United

Mantan pelatih kepala Italia itu menghabiskan empat musim di San Siro antara 1987 dan 1991 dan kembali untuk tugas enam bulan pada 1996-97 setelah lima tahun bersama Azzurri.

Sacchi menjelaskan idenya kepada Carragher, berbicara tentang semangat dan mentalitas yang diperlukan untuk berhasil.

“Selalu ada empat hal yang saya cari dalam diri seorang pemain: kecerdasan, kesopanan, kerendahan hati, dan keinginan,” kata Sacchi kepada Telegraph dikutip radarsports.id dari Football Italia, Sabtu (30/10/2021).

“Ketika saya pertama kali tiba di Milan ada pemain yang tidak saya inginkan karena saya tahu dia akan keluar setiap malam dan tidur di tempat latihan. (Pemilik Milan saat itu Silvio) Berlusconi bertanya kepada saya, ‘baiklah, siapa yang harus kita tandatangani?’,” ujarnya.

“Saya tidak mengatakan kepadanya siapa pun—kita harus menggunakan penggantinya, karena dia rendah hati, dan dia ingin belajar. Alessandro Costacurta mengatakan bahwa dia pikir saya akan pergi dalam sebulan,” tuturnya.

“Profil dan mentalitas pemain sangat penting. Daniele Massaro adalah pemain yang secara teknis sangat baik tetapi pada awalnya dia tidak bekerja keras. Jadi dia harus belajar. Ruud Gullit adalah pengaruh besar tidak hanya secara teknis, tetapi dari sudut pandang manusia. Semangatnya sama pentingnya dengan bakatnya. Kerja keras, serta gaya permainan, adalah inti dari segalanya,” katanya.

Inspirasi Total Fooball

Sacchi mengungkapkan “total football” Ajax adalah inspirasinya selama di ruang istirahat Rossoneri dan menekankan menang tanpa gaya bukanlah kemenangan sama sekali.

Baca Juga:Masa Depan Xavi Ditegaskan Al Sadd di Tengah Ketertarikan BarcelonaBarcelona vs Deportivo Alaves: Didesak untuk Bermain Vertikal

“Ada tiga tim hebat, masing-masing 20 tahun setelah yang lain,” tuturnya. “Ajax dari (Rinus) Michels, Milan saya dan Barcelona dari Pep (Guardiola),” ujarnya.

0 Komentar