Sarri Tak Mengira Derbi Lazio Melawan Roma Memacu Adrenalin

Sarri Tak Mengira Derbi Lazio Melawan Roma Memacu Adrenalin
MENANG. Ekspresi pelatih Lazio Maurizio Sarri setelah berhasil mengalahkan AS Roma 3-2 di Serie A di Stadio Olimpico, Minggu (26/9/2021). FOTO: Twitter Lazio
0 Komentar

Maurizio Sarri menjelaskan selebrasinya bersama maskot Lazio Olympia setelah mengalahkan Roma 3-2 di Stadio Olimpico, Minggu (26/9/2021).

The Aquile adalah tim yang diunggulkan dalam pertandingan ini, dengan hanya dua poin dari empat pertandingan terakhir antara Serie A dan Liga Eropa. Namun, mereka mendominasi sejak awal, menang 3-2 dengan gol dari Sergej Milinkovic-Savic, Pedro dan Felipe Anderson.

Sundulan Roger Ibanez dan penalti Jordan Veretout yang sangat kontroversial membuatnya menjadi akhir yang menegangkan. Namun Sarri merayakannya di peluit akhir dengan mengangkat maskot klub, elang Olympia, kepada para penggemar di Curva Nord.

Baca Juga:Lazio 3 vs 2 Roma: Mourinho Sebut Wasit dan VAR Menghancurkan DerbiMessi Memikirkan Manchester City

“Dia tidur di dekat kamar saya di tempat latihan Formello, jadi saya terkadang mendengarnya,” ujar Sarri tersenyum di DAZN dikutip radarsports.id dari Football Italia.

Peran Anderson

Felipe Anderson tak hanya mencetak gol, tetapi juga memberikan assist. “Dia harus melanjutkan level kinerja ini, karena dia memiliki apa yang diperlukan. Kekhawatiran saya adalah dia tidak menyadari kekuatannya sendiri. Dia bermain dengan gaya pemalu. Jadi saya hanya bisa berharap dia mendapatkan kepercayaan diri itu,” katanya.

Ini adalah situasi yang telah dia sebutkan beberapa kali, bersama dengan para pemain dan direktur Igli Tare, salah satu hambatan psikologis. “Saya merasa para pemain terlalu terhalang oleh pemikiran dan itu menghentikan mereka bermain. Saya mengatakan kepada mereka untuk bergerak lebih bebas, karena beberapa gerakan sekarang telah meresap,” tuturnya.

“Karena itu, jangan terbawa oleh konsep kebebasan. Jelas, dalam zona tertentu di lapangan dan konteks tertentu, para pemain dapat memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri,” ujarnya.

“Masalahnya, ini sepak bola sungguhan, bukan game PlayStation. Malam ini saya melihat tujuh atau delapan situasi yang sangat saya sukai. Namun kami tidak dapat mengkloning satu tim dan membuatnya bekerja di tempat lain. Tim ini memiliki potensi tersendiri yang masih menunggu untuk diekspresikan,” ucapnya.

“Saya hanya kecewa karena kami bermain bagus saat bertahan dan masih kebobolan dua gol dari situasi bola mati,” katanya.

“Kami menguji beberapa situasi kemarin untuk sundulan Roma di tiang dekat, dan itu tidak mudah, karena Veretout melakukan dua atau tiga tendangan sudut yang indah. Kami sedikit kesulitan dalam situasi itu,” tuturnya.

0 Komentar