Ferran Reverter mengambil alih sebagai CEO Barcelona pada 1 Juli 2021, dan mulai melapor langsung ke dewan direksi dan presidennya.
Reverter mengambil alih klub saat mereka memasuki waktu yang paling bergejolak dalam sejarah mereka, dengan utang yang signifikan telah menyiksa, serta penampilan tim utama yang anjlok.
Pada Rabu (6/10/2021), CEO baru itu memperingatkan dewan tentang parahnya situasi yang dihadapi klub sekarang.
Baca Juga:Rudiger Merasa Terhormat Diminati Bayern MunchenDepay Tak Akan Pernah Menyesal Pindah ke Barcelona
“Pada bulan Maret, kami menemukan diri kami dengan kekayaan bersih negatif,” katanya di acara uji tuntas dilansir Marca.
“Jika Barcelona adalah Perusahaan Terbatas Publik, itu akan mendekati pembubaran,” jelasnya.
“Klub ini dikelola dengan sangat buruk, dengan improvisasi total. Mereka meluncurkan proyek Espai Barca, dan pembelian pemain dilakukan secara sembrono,” bebernya.
Tanpa meminta pertanggungjawaban siapa pun di klub, Reverter melanjutkan penyelidikannya tentang bagaimana klub sampai di tempat sekarang ini.
“Kami telah membuat analisis forensik ke Espai Barca, melihat departemen yang bertanggung jawab untuk menandatangani pemain dan menangani kontrak,” terangnya.
“Kami sedang mencari bukti penyimpangan dalam manajemen klub, yang akan berakhir dalam beberapa hari ke depan. Paling lama beberapa minggu,” ungkapnya.
“Saya tidak tahu apakah yang terburuk belum terungkap. Satu-satunya yang saya tahu adalah apa yang akan saya jelaskan setelah uji tuntas,” tuturnya.
Baca Juga:Pesepak Bola Brasil Ditangkap Setelah Menendang Kepala Wasit yang TerkaparMilan Bertemu dengan Agen Verschaeren
“Setiap dokumentasi yang hilang akan menentukan apakah ada bukti kriminal,” katanya.
Dalam analisis yang dilakukan oleh Reverter, mereka menemukan ada arus kas yang tidak beroperasi. Dengan demikian, sulit untuk melakukan pembayaran dan utang meningkat menjadi 1,35 miliar euro.
“Sejak April 2021, Barcelona tidak punya uang untuk terus beroperasi,” ucapnya.
Kenaikan Biaya
Reverter melanjutkan dengan mencela pertumbuhan lebih lanjut dalam biaya. “Selama periode ini (2016-2020), pendapatan tumbuh 30 persen dan pengeluaran melonjak 55 persen,” sebutnya.
“Ketika Barcelona harus mempersiapkan proyek terbesar dalam sejarah mereka (Espai Barca), mereka sudah kehilangan uang,” ujarnya.
Hal ini, jelasnya, disebabkan oleh kenaikan tagihan upah sebesar 61 persen, beban manajemen sebesar 56 persen, peningkatan belanja dan tentu saja Covid-19.
Kesepakatan pertukaran Arthur Melo-Miralem Pjanic juga dikatakan menelan biaya klub sekitar 8,5 juta euro.