“Sangat penting bagi saya bahwa bekas luka emosional dari cedera seriusnya dapat sembuh. Melawan Juventus, dia bermain dengan sangat baik menurut saya. Namun kemudian pada tanda pertama dari masalah pada lututnya, dia dikejutkan oleh ketakutan yang khas dari seorang pemain yang sangat menderita,” ujarnya.
“Saya ingin meminta media di Roma untuk tidak menciptakan masalah, untuk menciptakan kebohongan. Saya menyadari bahwa kebohongan dapat dijual. Namun saya berharap pers Roma dapat membuat Zaniolo tumbuh dengan damai dan kami juga dapat membantu menyediakan pemain Italia yang juga dalam kondisi bagus,” katanya.
Peran Abraham
Mourinho tampak kesal setelah Abraham mencetak tendangan salto spektakuler untuk melengkapi dua golnya, karena pemain internasional Inggris itu sebelumnya melewatkan beberapa peluang.
Baca Juga:Messias Dedikasikan Gol untuk Semua OrangLokomotiv Moskow vs Lazio: Sarri Merasa Liga Eropa sebagai Masalah
“Tim saya terdiri dari orang-orang baik dan juga pemain bagus. Saya tidak pernah marah kepada mereka, karena rasa memiliki dan persatuan selalu ada. Kami dapat memperdebatkan masalah tentang posisi dan gerakan taktis, tetapi saya tidak pernah marah dengan mereka,” ujarnya.
“Abraham datang dari jenis sepak bola berbeda, bermain untuk tim yang selalu mendominasi dan seorang striker hanya ada di sana untuk mencetak gol. Di Italia, penting bahwa striker harus bekerja untuk tim juga, untuk menekan bek tengah lawan dan pada saat yang sama memulai pertahanan dari sana,” tuturnya.
“Ini adalah kebutuhan yang tidak biasa dia lakukan. Namun dia menyerap ini dan konsep bekerja untuk tim. Saya senang, karena dia berkembang pesat,” katanya.
“Kami bisa saja berada di posisi yang lebih baik di Serie A, kami bisa saja memenangkan grup Liga Konferensi ini. Namun secara keseluruhan saya sangat senang bisa bekerja dengan para pemain ini,” ucapnya. (Sandy AW)