LONDON, RADARSPORTS.ID – Kamis, 11 Maret 2021 menjadi salah satu hari kisah sial Clement Lenglet yang membawa malapetaka bagi Barcelona, yang sedang berjuang keras untuk melaju dari babak 16 besar Liga Champions.
Kecerobohan Clement Lenglet malah memberikan tendangan penalti bagi Paris Saint-Germain, tim yang dia dukung sejak kecil. Kesalahan fatal di lapangan yang menghancurkan ambisi Barcelona itu bukan hanya sekali dua kali dia lakukan. Namun mencapai empat kali di musim itu.
Keputusan tendangan penalti di leg kedua babak 16 Liga Champions di Parc des Princes itu diambil oleh VAR. Clement Lenglet menginjak kaki Mauro Icardi, meskipun striker PSG itu tidak mendapatkan umpan silang mendatar dari kiri.
Baca Juga:Betah di Bandung, Ciro Alves Tak Pulang KampungRoma Tak Bergigi untuk Pertama Kali setelah Ditekuk Napoli
Tampaknya meringkas bagaimana keberuntungan Clement Lenglet telah berubah, bersama dengan Barcelona. Bek tengah, yang dipinjamkan selama satu musim di Tottenham Hotspur, memiliki kepercayaan diri yang rendah sejak kedatangannya di Camp Nou dari Sevilla pada 2018 seharga 35 juta euro (sekitar Rp 552 miliar). Kedatangannya tak banyak mengundang perhatian.
Pandangan yang Tak Baik
Semua orang memperhatikan Clement Lenglet sekarang dan tidak dengan cara yang baik.
Penalti pada laga PSG vs Barcelona di leg kedua babak 16 besar Liga Champions pada Maret 2021 itu adalah penalti keempat yang Clement Lenglet berikan musim itu. Sebelumnya, pemain berusia 27 tahun tersebut juga melakukan hal yang sama melawan Real Madrid dan Cadiz di LaLiga Santander serta Juventus di babak penyisihan grup Liga Champions. Keempatnya berbuah gol, yang melawan Real Madrid dan Cadiz sangat mahal.
Di El Clasico, kedudukan menjadi 1-1 ketika Clement Lenglet menarik baju Sergio Ramos. Real Madrid pun keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1.
Melawan Cadiz, Clement Lenglet masuk dengan kikuk pada Ruben Sobrino di menit ke-89 yang berbuah gol penyeimbang.
Tidak ada pemain di lima liga top Eropa yang memberikan lebih dari empat penalti musim itu dan Clement Lenglet merasakan tekanan meningkat, pengawasan terhadap setiap kesalahannya intens. Sudah jelas untuk mengatakan bahwa Barcelona bukanlah klub yang mudah untuk dimainkan, meskipun pemain Prancis itu memiliki kredit di bank.