SPANYOL, RADSIK – Stefan Bradl sebut Marc Maruqez ingin motor seperti Ducati. Seperti diketahui, paruh musim kedua MotoGP 2022 para pembalap Ducati tampil sangat kompetitif.
Bradl menilai Marquez tidak pernah kenal lelah dalam mengendarasi Honda. Terbukti dengan seringnya crash, ini menjadi bukti bahwa pembalap Spanyol ini ingin mencapai batas kemampuan motor.
“Ada kalanya Márquez sering mengalami crash saat mencoba membuat motornya bekerja dengan baik. Dalam situasi seperti ini, Marc tidak bisa menerima bahwa itu tidak berhasil, jadi dia terus berusaha. Pria itu tidak menyerah dan sangat bersedia mengambil risiko,” kata Bradl.
Baca Juga:Wawancara Perdana Jadi Pembalap Repsol Honda, Joan Mir Senang Bertandem dengan MarquezMotoGP 2022, Musim Terbaik Aleix Espargaro
“Tetapi kesehatannya sangat menurun dalam dua setengah tahun terakhir dengan empat operasi di lengan atasnya dan penglihatan ganda. Para dokter yang merawatnya sudah menjelaskan kepadanya, dan dia sendiri yang menyadarinya. Yang terpenting, para pembalap muda sedang mendorong,” aku Stefan.
Namun, terlepas dari kemunduran tersebut, Márquez tidak menyerah. “Marc sekarang menuntut lebih banyak dari Honda karena dia melihat bahwa di Ducati semua pembalap dengan gaya mengemudi yang paling berbeda dan kualitas yang berbeda sangat cepat dalam satu lap dengan Desmosedici,” tambah pembalap penguji Honda Repsol.
Bahkan, kata Bradl, Marc menyimpulkan bahwa tidak sulit bagi para pebalap Ducati untuk mendapatkan pole position. “Kejuaraan sekarang berkembang sedemikian rupa sehingga Anda, sebagai pembalap, tidak bisa lagi membedakannya sejelas beberapa tahun lalu,” Bradl mencontohkan peningkatan daya saing di MotoGP.
“Saat tidak ada perangkat atau alat bantu aerodinamis, Anda sebagai pilot dapat membuat perbedaan yang lebih besar. Dulu 80 persen driver, 20 persen material. Saya akan mengatakan sekarang: 60 persen terdiri dari pengemudi dan 40 persen tim. Keseimbangan itu pasti telah bergeser,” tutupnya. (*)
Sumber: Speedweek