TURIN, RADARSPORTS.ID – Perpisahan Andrea Agnelli dengan Juventus wariskan keyakinan pada Liga Super Eropa yang bisa menyaingi dominasi Liga Premier.
Mantan presiden Juventus Andrea Agnelli menggunakan pidato perpisahan, Rabu 18 Januari 2023, untuk menegaskan kembali keyakinannya pada Liga Super Eropa.
Andrea Agnelli, bersama dengan Pavel Nedved dan anggota dewan Juventus lainnya, mengundurkan diri tahun lalu di tengah penyelidikan dugaan penipuan pajak.
Baca Juga:Kenapa Napoli Tersingkir dari Coppa Italia? Ini Penjelasan Luciano SpallettiPavel Nedved di Juventus Berakhir setelah Lebih Dari 20 Tahun Mengabdi
Juventus membantah tuduhan tersebut, di belakang klub mencatatkan rekor kerugian 254,3 juta euro (4,1 triliun) untuk 2021-2022.
Andrea Agnelli, yang telah memegang posisinya sejak 2010, secara resmi mengundurkan diri pada Rabu. Dalam pidatonya kepada pemegang saham Juventus, dia masih dengan tegas mendukung rencana Liga Super Eropa.
Bersama dengan rekan-rekannya di Real Madrid dan Barcelona, Andrea Agnelli telah mendukung proposal yang dibuat pada April 2021, dan tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan di lini depan itu.
”Pekerjaan saya selalu memahami dan membimbing arah strategis masyarakat,” kata Andrea Agnelli.
”Ketika kita berbicara tentang sepak bola, kita meringkasnya menjadi aksi di lapangan. Namun sepak bola adalah bagian dari industri hiburan,” ujar Andrea Agnelli.
Andrea Agnelli menerangkan ketika berbicara tentang industri olahraga maka berbicara pula tentang industri senilai 140 miliar euro (sekitar Rp 2.278 triliun) di mana sepak bola bernilai sebagian besar.
”Kami telah melihat transaksi ekonomi, dan kami telah melihat masuknya dana dengan persentase transfer dari perusahaan dan liga,” tutur Andrea Agnelli.
Baca Juga:Susunan Pemain Milan vs Inter di Piala Super Italia, Head to Head dan 5 Pertandingan TerakhirSusunan Pemain Crystal Palace vs Man United di Liga Inggris, Head to Head dan 5 Pertandingan Terakhir
”Ketika saya menjadi presiden ECA (European Clubs Association) dan komite eksekutif UEFA, analisisnya terbukti. Tidak ada kesinambungan klub, polarisasi kepentingan vertikal hanya terhadap dua liga, akses ke instrumen keuangan yang sangat berisiko, dan ketidakpuasan penggemar,” ujar Andrea Agnelli.
”Usulan saat itu adalah pembuatan sistem liga dengan akses yang berbeda dari yang klasik. Usulan ini dibuat pada 2019,” tutur Andrea Agnelli.