”Kita minta berkas ke BPS. Selama 2 bulan kerjakan ini. Hasilnya alhamdulillah kita punya data orang miskin by name by addres,” ulang lelaki kelahiran Palembang ini, saat berdiskusi dengan Forum Peduli Tasik (FPT), Rabu 08 Februari 2023 malam di Resto Asia Plaza.
Berbekal data by name by address, pria berkulit bersih ini, jadi tahu siap saja warga Kota Tasik miskin. Sampai yang miskin ekstrem.
Dari data by name by address itu juga, Cheka tahu siapa saja anak-anak di Kota Tasik yang menderita stunting.
Baca Juga:Cara Jitu, Cegah Stunting, Ibu Hamil Cukup Konsumsi 4 Butir Telur Per HariWaduh, Stunting di Kota Tasik Ada Ribuan Balita, Inilah Penyebabnya
”Ada 1.720 anak stunting,” ujar Cheka dengan nada suara berat. Lalu sejenak diam. Menghela napas.
Paling menampar, kata Cheka, begitu tahu di dekat tempatnya tinggal, di kawasan BKR, ada anak menderita stunting. Kepada anggota FPT, dengan nada meninggi, Cheka mengungkapkan kekagetannya itu.
”Dekat rumah saya juga ada. Merinding saya. Perumahan saya termasuk perumahan yang bagus di Kota Tasik. Kharisma BKR. Coba, ngapain saya di sini?” tuturnya.
Berbekal data by name by address, mantan lurah saat bertugas di Kota Bengkulu ini, bertekad mengurangi jumlah warga Kota Tasik yang miskin ekstrem. Termasuk menyelamatkan anak-anak stunting.
”Saya ketika melihat data itu, menangis sendirian. Saya bilang, kalau saya tidak bisa lakukan sesuatu, mendingan saya tidak di sini,” tutur Cheka.
Ketika memaparkan data by name by address di hadapan anggota FPT, kedua kelopak mata Cheka terlihat sembab. Kulit mukanya merona merah. Berulang kali terdiam sejenak. Mengatur napasnya. Lalu melanjutkan bicara.
Terkuatnya data kemiskinan, Cheka berpikir keras mencari solusi. Akhirnya dia menggagas program Bageur. Tujuannya untuk membantu warga miskin penyandang disabilitas.
Baca Juga:Puluhan Peserta Ramaikan Manunggal E-Sport Turnament Mobile LegendsSinopsis Film High and Low: The Worst Cross x
Dicetuskan program orang tua asuh untuk menanggulangi anak penderita stunting. Diawali 7 ribu ASN Kota Tasik menjadi orang tua asuh anak stunting
”Saya mencoba mengajak orang Tasik atau bukan orang Tasik, yuk jadi orang tua asuh. APBD juga sudah siapkan anggaran Rp5 miliar hingga Rp6 miliar. Mari FPT juga ambil bagian. Ini masalah kita semua,” ajak Cheka.
Anggota FPT yang hadir malam itu, Prof Dr Kartawan (akademisi), Dr Hj Nia Tresnawati (ketua Ikatan Notaris Indonesia Cabang Tasikmalaya), Kol. inf. Jimmy T.P. Sitinjak (Danbrigif 13 Galuh), Kol. Pen Bambang Witono (Danwingdikkal TNI AU), Letkol Adi P Buana (Danlanud Wiriadinata).