Jadi, kabar bahwa Haaland tidak berhasil pulih dari cedera paha dalam waktu yang cukup untuk tampil pada Sabtu lalu mungkin memberi Liverpool sedikit dorongan.
Namun seperti yang disebutkan Pep Guardiola sebelum pertandingan: ”Di masa lalu kami juga mencetak banyak gol. Sejak kami di sini, dengan Roberto Mancini dan (Manuel) Pellegrini, selalu saja Man City adalah tim yang mencetak banyak gol di musim—dengan pemain yang berbeda, penyerang yang berbeda.”
Dan Alvarez telah bergabung dengan kelompok tersebut, seorang penyerang pemenang Piala Dunia yang bersemangat untuk memanfaatkan kesempatannya hanya dalam tujuh kali tampil di liga musim ini.
Baca Juga:Manchester City Hajar Liverpool 4-1, Kejar Terus Arsenal di PuncakPromo Flip: Transfer Uang ke Luar Negeri Dapat Cashback Rp250.000
Pemain depan asal Argentina itu ada di posisi yang tepat untuk menyamakan kedudukan dari jarak dekat. Ketika serangan balik City berakhir dengan umpan silang rendah Jack Grealish ke posisi yang biasanya ditempati oleh Haaland.
Sedangkan tembakan Alvarez lainnya mengarah pada gol ketiga City, saat ia menciptakan ruang untuk mencoba tembakan yang membentur bek dan jatuh di kaki Ilkay Gundogan.
Alvarez memiliki tiga tembakan, semuanya dari dalam kotak penalti, dengan total nilai xG sebesar 0,82. Angka ini bisa dianggap sebagai penampilan Haaland, karena pemain nomor sembilan City itu rata-rata mencetak 3,8 tembakan per 90 menit. Termasuk 3,6 dari dalam kotak penalti, dengan total nilai xG sebesar 0,86.
Namun demikian, pemain berusia 23 tahun itu melakukan lebih banyak lagi. Hanya 5 dari 32 sentuhannya terjadi di dalam kotak penalti. Ini berbeda signifikan dengan 28,3 persen sentuhan Haaland yang terjadi di dalam area lawan.