Dengan kekayaan tersebut, keluarga Hartono menjadi pemilik terkaya di sepak bola Italia, mengungguli Rocco Commisso (Fiorentina) – $7,9 miliar, Dan Friedkin (AS Roma) – $6,2 miliar, Keluarga Saputo (Bologna) – $4,5 miliar, John Elkann (Juventus) – $2,6 miliar dan Pier Silvio dan Marina Berlusconi (Monza) – $2,2 miliar.
Kekuatan finansial ini memungkinkan Como membangun proyek ambisius yang membuat mereka berani bersaing di level yang sama dengan klub-klub besar Serie A.
Di sisi lain, Juventus juga menghadapi tantangan berat selama beberapa musim terakhir.
Baca Juga:Inter Milan Wakil Serie A dengan Pendapatan Tertinggi di Liga Champions: AC Milan di Bawah JuventusFiorentina Libas Inter Milan, Moise Kean Dinobatkan Jadi Man of the Match
Setelah era Cristiano Ronaldo, mereka mengalami krisis finansial akibat dampak COVID-19, investigasi terkait keuntungan modal, dan pengecualian dari kompetisi Eropa pada musim 2023/24.
Situasi ini mendorong pemegang saham utama Juventus, John Elkann, untuk menyebut masa ini sebagai “tahun nol”, menandakan awal baru bagi klub dengan fondasi dan ide-ide segar.
Sementara itu, Como justru berada di jalur kebangkitan berkat suntikan dana besar dari keluarga Hartono.
Dengan dukungan ini, Como perlahan membangun reputasi sebagai klub yang tak hanya ingin bertahan di Serie A, tetapi juga menjadi pesaing serius bagi klub-klub papan atas.
Meski secara sejarah dan tradisi Juventus jelas berada di atas Como, pernyataan Fabregas bukanlah tanpa dasar.
Dalam konteks proyek jangka panjang, investasi pemain muda, dan dukungan finansial, Como memang menunjukkan potensi untuk menjadi kekuatan baru di Serie A.
Pertandingan Como vs Juventus nanti akan menjadi lebih dari sekadar duel di atas lapangan. Ini adalah pertarungan antara tradisi dan ambisi baru, antara klub mapan dengan sejarah panjang melawan pendatang baru yang ingin membuktikan diri di panggung tertinggi.