Gabungkan Sepakbola Indah Belanda dan Pragmatisme Italia, Sihir Francesco Farioli Kembali Bawa Ajax ke Puncak

Francesco Farioli
Francesco Farioli Tangkapan layar Instagram@afcajax
0 Komentar

RADAR SPORT.ID – Sihir pelatih baru, Francesco Farioli, membawa Ajax kembali ke puncak setelah melewati dua tahun penuh bencana yang membuat klub legendaris ini terpuruk menjadi tim biasa di Eredivisie.

Ajax akhirnya kembali menjadi yang terdepan di Liga Belanda dan kali ini itu adalah sebuah berita besar.

Hasil imbang yang diraih PSV, ditambah kemenangan beruntun Ajax di markas Fortuna Sittard, memastikan Lancers kembali ke puncak klasemen Eredivisie.

Baca Juga:Ajax 2018: Momen Singa Tua dan Segelintir Anak Muda yang Mempesona EropaNapoli Ditahan Imbang Udinese: Conte Tak Takut Disalip Inter Milan

Terakhir kali mereka rasakan puncak klasemen terjadi 827 hari yang lalu, ketika Erik ten Hag masih duduk di bangku cadangan sebagai pelatih terakhir yang membawa klub ini meraih kejayaan.

Bagi para pendukung Ajax, siklus naik-turun seperti ini bukanlah hal baru mengingat sejarah klub yang selalu menjual pemain andalan mereka.

Dengan daya saing finansial yang terbatas, bintang-bintang muda Ajax pada akhirnya selalu pindah ke klub yang lebih besar, sebuah realitas yang biasa terjadi di liga Belanda

Namun, yang jarang mereka saksikan adalah kegagalan klub dalam merancang strategi efektif pasca-kepergian para pemain kunci yang kemudian terjadi dalam dua tahun terakhir.

Performa klub selama dua musim terakhir begitu mengecewakan: finis di peringkat ketiga dengan selisih 13 poin dari Feyenoord, sang juara musim 2022/23.

Mereka bahkan terperosok ke posisi kelima musim lalu, tertinggal 26 poin dari pesain abadi PSV Eindhoven.

Bencana ini berakar dari keputusan yang melenceng dari filosofi sepak bola Ajax yang dikenal dengan kemampuan mengorbitkan pemain akademi.

Baca Juga:Sergio Conceicão Harus Berhenti Bereksperimen dengan Formasi 4-4-2 yang Asal-AsalanDaftar Pemain Muda Incaran Beppe Marotta untuk Meremajakan Skuad Inter Milan

Raksasa Belanda ini mulai sering melakukan transfer mahal untuk pemain dengan performa medioker dan kehilangan identitas permainan.

Dalam dua tahun ke belakang, mereka telah berganti lima pelatih: Alfred Schreuder, Johnny Heitinga, Maurice Steijn, Hedwiges Maduro, dan John van ‘t Schip dan kebiasaan berganti pelatih tanpa arah jelas membuat Ajax kehilangan jati diri.

Dalam kekacauan tersebut, Francesco Farioli tiba pada musim panas lalu setelah dipilih oleh Alex Kroes yang juga baru menjabat sebagai direktur teknis.

Farioli datang dengan latar belakang unik. Sukses menorehkan kesan positif di OGC Nice, ia dikenal sebagai pelatih “filsuf” karena mempelajari filsafat.

0 Komentar