RADAR SPORT.ID – Lazio dan AC Milan menunjukkan solidaritas mereka terhadap Moise Kean, striker Fiorentina, yang menjadi korban hinaan rasis di media sosial setelah laga Serie A melawan Inter Milan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Nerazzurri.
Penghinaan bernada rasis ini muncul di kolom komentar media sosial, tepat di bawah unggahan resmi Fiorentina yang mengumumkan bahwa para pelaku penghinaan tersebut telah dilaporkan ke pihak berwenang.
Berbagai klub Serie A turut bereaksi memberi dukungan untuk Kean, termasuk AC Milan dengan tagar dukungan #WeRespAct.
Baca Juga:Como Tawar Theo Hernandez Rp918 Miliar, Mirwan Suwarso: Pemain Menolak untuk DatangJoao Felix Setuju AC Milan Bermain dengan Empat Penyerang saat Melawat ke Kandang Feyenoord
Lazio juga menegaskan komitmen mereka melalui pernyataan singkat: “SS Lazio menentang segala bentuk diskriminasi.”
Dukungan dari Milan dan Lazio muncul usai Kean membagikan ulang berbagai komentar bernada rasis yang diterimanya melalui Instagram Story.
Ia menulis dengan nada sindiran penuh keprihatinan: “Lagi, di tahun 2025.”
Unggahan ini memperlihatkan betapa rasisme masih menjadi masalah serius di dunia sepak bola Italia, bahkan di era modern saat kampanye antirasis sudah gencar dilakukan di berbagai kompetisi.
Agensi yang menaungi Moise Kean, World Soccer Agency yang dipimpin oleh Alessandro Lucci, juga mengeluarkan pernyataan tegas sebagai bentuk dukungan terhadap klien mereka.
“Kami mendukung Moise Kean, target serangan rasis yang menjijikkan di profil Instagram-nya. Tidak ada ruang untuk rasisme dalam sepak bola atau di mana pun,” tulis World Soccer Agency.
Moise Kean bukan kali ini saja menjadi korban diskriminasi di Serie A.
Baca Juga:Joao Felix Tolak Pinangan Inter Milan Karena Ingin Menulis Sejarah Seperti Kaká di AC MilanFeyenoord Pecat Pelatih Jelang Laga Melawan AC Milan di Babak Playoff 16 Besar Liga Champions
Pada April 2019, saat masih membela Juventus, ia menghadapi nyanyian rasis di Cagliari setelah mencetak gol.
Kala itu, Kean merespons dengan merayakan golnya di depan para suporter yang menghina, sebuah sikap yang menjadi simbol perlawanan terhadap rasisme.
“Perayaan saya adalah respons terbaik terhadap rasisme,” tulis Kean di media sosialnya saat itu.
Kasus ini kembali menegaskan perlunya tindakan lebih keras dari otoritas sepak bola, klub, dan platform media sosial untuk memerangi rasisme.
Dukungan dari klub-klub besar seperti AC Milan dan Lazio diharapkan menjadi pendorong agar dunia sepak bola tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi juga menghadirkan perubahan nyata.