Jelang Laga Feyenoord vs AC Milan, Tijjani Reijnders Ingat Pesan Ayahnya: "Beliau Meminta Saya Bersikap Rendah

Tijjani Reijnders
Tijjani Reijnders
0 Komentar

Pergantian pelatih ini terjadi di tengah performa buruk Feyenoord di liga domestik, di mana mereka tercecer di peringkat kelima, tertinggal dari Ajax, PSV Eindhoven, FC Utrecht, dan AZ Alkmaar.

Musim ini, Feyenoord telah menelan empat kekalahan, termasuk dua kekalahan dalam laga klasik De Klassieker melawan Ajax dan PSV, serta kekalahan dari Utrecht dan PSV di perempat final KNVB Cup.

Krisis ini diperparah dengan hanya meraih satu kemenangan dalam enam laga terakhir di kompetisi domestik.

Di Liga Champions, perjalanan Feyenoord mencerminkan musim yang penuh ketidakpastian.

Baca Juga:Manchester City Ditumbangkan Real Madrid dalam 8 Menit, Guardiola: Sulit Membalikkan Keadaan di BernabeuHasil Liga Champions: Manchester City Kena Comeback Real Madrid, PSG dan Borussia Dortmund Menang Meyakinkan

Mereka sempat menelan kekalahan telak di kandang dari Bayer Leverkusen (0-4) dan Red Bull Salzburg (1-3), namun mampu bangkit dengan kemenangan tandang impresif melawan Girona (3-2) dan Benfica (3-1).

Momen paling dramatis terjadi saat mereka bangkit dari ketertinggalan 0-3 untuk meraih hasil imbang 3-3 melawan Manchester City.

Setelah itu, Feyenoord kembali menunjukkan taringnya dengan kemenangan 4-2 atas Sparta Praha dan kemenangan mengejutkan 3-0 melawan Bayern Munich.

Namun, inkonsistensi tetap menghantui. Kekalahan telak 6-1 dari Lille di babak final grup membuat mereka finis di peringkat ke-19 dari total 36 tim.

Dengan Milan yang tengah menghadapi krisis cedera dan regulasi skuad yang ketat, serta Feyenoord yang berusaha bangkit dari pergantian pelatih dan performa yang tidak konsisten, laga ini sulit diprediksi.

Teapi jika Milan mampu mengatasi keterbatasan mereka di tengah dan menjaga performa solid di Eropa, Rossoneri sepertinya akan membawa pulang kemenaangan 2-0 atas tim tuan rumah.

0 Komentar