Menurut Galli, hampir mustahil bagi kiper untuk memposisikan tubuh secara ideal untuk mengantisipasi kemungkinan rebound yang membuatnya mendukung penuh ide Collina..
“Saat bola ditendang dengan keras dari jarak sebelas meter, sangat sulit untuk memikirkan posisi tubuh yang tepat untuk menghadapi pantulan yang bisa saja menguntungkan lawan,” tuturnya.
“Penalti seharusnya berakhir dengan gol, penyelamatan kiper, atau bola keluar lapangan. Aturan ini juga akan menghindari situasi yang rumit, seperti penalti yang harus diulang karena pelanggaran teknis atau invasi pemain lain,” pungkasnya.
Baca Juga:Pelatih Porto Bangga Menghadapi Ranieri: "Saya Menontonnya di TV Saat Berusia 12 Tahun"Arrigo Sacchi Ramal Inter Milan Akan Berada di Puncak Klasemen dalam Sebulan ke Depan
Meskipun usulan ini masih dalam tahap wacana, namun menarik untuk dinantikan apakah FIFA akan mengadopsi perubahan aturan ini demi menciptakan pengalaman penalti yang lebih adil bagi kedua belah pihak.